Surat untuk G.

July 23, 2017
Saya disini, G. Bahkan ketika kamu merasa selalu merepotkan saya, merepotkan orang lain, manusia tidak berguna, dan segala macam pikiran negatifmu. Saya tetap disini. Kita keluarga, bukan? Keluarga menurut saya adalah yang selalu melindungi, membantu, dan menyayangi. Kamu adalah satu-satunya saudari yang mengerti seluk-beluk kehidupan saya, G. Patah hati pertama saya kita lewati dengan bincang hangat disebuah café. Patah hati pertama kamu juga begitu, walaupun kita jarang sekali bertemu. Jarak memang kadang sejahat itu, tapi saya selalu menyempatkan diri karena saya butuh untuk bertemu denganmu. Untuk berbagi cerita tanpa harus khawatir orang lain tau. Untuk dimengerti saat hanya segelintir orang yang mampu mendengarkan tanpa pernah mengerti saya.

Kamu hebat, G. Disaat seumuran kamu belum mengerti peliknya menghadapi orangtua yang tidak serumah lagi. Kamu sudah mengalaminya, dan berusaha tersenyum walaupun saya tahu seperti apa garis besar kehidupanmu. Kamu bisa tersenyum dengan menutupi rasa sedih, kelut, gelisah, kecewa, dan beban yang kamu pikul seorang diri. Hidup memang akan sejahat itu, G. Tapi saya selalu percaya kamu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang kamu impikan, meski kadang harus dilewati dengan susah dan tangis.

G, ada beberapa hal yang mau saya beritahu ke kamu. Ini mungkin tidak terlalu penting, tapi sebelum terlambat dan menyesal, saya ingin memberitahumu.

Akan ada banyak orang yang selalu merendahkanmu. Sebaik apapun kamu menunjukkan kalau ‘saya bisa’ ‘saya mampu’ ‘semua akan baik-baik saja’, tapi mereka tidak akan pernah sepercaya itu, G. Mereka selalu punya pandangan negatif sekeras apapun kamu berusaha merubah pandangannya. Jangan berusaha mengubah pandangan mereka, G. Itu bukan hak dan kewajibanmu sebagai manusia. Tetaplah seperti G yang saya kenal, yang bahagia tanpa menyembunyikan luka. Semesta selalu punya cara yang ajaib untuk membuat mereka yang merendahkanmu, menjadi mengagumimu. Tetaplah berbuat baik, tetap semangat pada mimpi.

Sekeras apapun kamu berusaha pada mimpi, ada hasil yang tidak pernah mengkhianatimu.

G, ada banyak orang yang mencintaimu. Yang selalu berada disaat kamu dibawah, dan mengagumimu disaat kamu sedang bahagia. Jangan pernah takut sendiri, walaupun tidak ada orang disekelilingmu, kamu selalu memiliki tempat dihati setiap orang yang menyayangimu. Dan kamu, selalu punya Tuhan yang mendengar segala keluh kesahmu. Yang setia saat orang lain melupakanmu. Tetaplah mencintai orang sebanyak-banyaknya, tebar senyum dan lelucon garingmu itu. Selalu percaya bahwa kamu, tidak akan pernah sendirian.

Tidak apa kalau kamu butuh waktu untuk sendiri, tapi jangan pernah lupakan kami—saya—yang selalu punya waktu untukmu, G. dimanapun dan kapanpun.

Kamu manusia yang akan selalu membutuhkan orang lain, G. Jadi jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan, minta ditemani, diajak belanja bareng, diajak masalah drama bareng. Karena definisi merepotkan adalah seseorang yang tidak ikhlas dalam menerima bantuan. Dan orang-orang yang menyayangimu, akan selalu punya tangan terbuka untukmu.

Jangan pernah sungkan ya, G. Biar kita bisa mengatasinya bersama.

G, akan ada banyak sekali pilihan yang selalu menghadang mimpi kita. Saat kita sudah masuk universitas, akan ada banyak pilihan untuk berteman dengan jenis manusia seperti apa, jurusan apa yang bagus untuk kita, dimana passion dan minat kita, jenis kegiatan apa yang kita suka, apa saya bisa melakukannya, bagaimana kalau kita coba ke step yang lebih tinggi. Dan sebagainya.
Selalu. Bahkan pada pilihan yang tidak kamu pernah duga dan inginkan. Dan berguna bukan berarti selalu pada bidang akademis, memang akademis itu perlu. Tapi passion-mu akan ditemukan kalau softskill sudah terasah, bukan hanya otak saja.

Itu hadiah hidup menurut saya, kita tidak pernah tau isi dan reaksi seperti apa yang akan kita buat.

Tetaplah menjadi orang yang cemas-tapi-penasaran, saran orang lain mungkin akan membantumu untuk menemukan pilihanmu yang tepat. Tapi semua pilihan itu ada ditangan kamu, jangan biarkan mereka mengambil alih. Dan selalu ada waktu yang tepat untuk mengambil kesempatan, saat orang lain memintamu untuk berburu-buru. Setiap orang punya waktu yang berbeda dalam mengambil kesempatan, yang kamu lihat sangat bahagia, mungkin dulu pernah sangat terpuruk. Yang sekarang sangat menyebalkan, mungkin dulu pernah selalu disalahkan dan sekarang sibuk mencari pembenaran.

Hari itu saya baru saja kembali dari rumah ibu, G. Saya panik sekali sewaktu kamu mengirimkan caption itu kepada saya. Ingin rasanya saya menghampirimu, memelukmu dan berkata ‘kita saudara, ceritakan hal yang kamu selalu resahkan.’ Kamu akan selalu punya cara untuk mengendalikan luka, itu yang tidak pernah saya punya seumur hidup saya. Saya selalu kagum bagaimanapun kondisimu, tetap menjadi saudari yang saya rindukan. Sebentar lagi kita akan satu tanah di Pasundan. Semakin dekat jarak kita, semakin mengerti bahwa saya selalu ada meskipun tidak sedang bersamamu.

Jaga selalu kesehatan, jangan sering menangis ya, G.

:)x, saf.

No comments:

Powered by Blogger.