Surat untuk G.
Saya disini, G. Bahkan ketika kamu merasa selalu merepotkan
saya, merepotkan orang lain, manusia tidak berguna, dan segala macam pikiran
negatifmu. Saya tetap disini. Kita keluarga, bukan? Keluarga menurut saya
adalah yang selalu melindungi, membantu, dan menyayangi. Kamu adalah
satu-satunya saudari yang mengerti seluk-beluk kehidupan saya, G. Patah hati
pertama saya kita lewati dengan bincang hangat disebuah café. Patah hati
pertama kamu juga begitu, walaupun kita jarang sekali bertemu. Jarak memang
kadang sejahat itu, tapi saya selalu menyempatkan diri karena saya butuh untuk
bertemu denganmu. Untuk berbagi cerita tanpa harus khawatir orang lain tau.
Untuk dimengerti saat hanya segelintir orang yang mampu mendengarkan tanpa
pernah mengerti saya.
Kamu hebat, G. Disaat seumuran kamu belum mengerti peliknya
menghadapi orangtua yang tidak serumah lagi. Kamu sudah mengalaminya, dan
berusaha tersenyum walaupun saya tahu seperti apa garis besar kehidupanmu. Kamu
bisa tersenyum dengan menutupi rasa sedih, kelut, gelisah, kecewa, dan beban
yang kamu pikul seorang diri. Hidup memang akan sejahat itu, G. Tapi saya
selalu percaya kamu bisa mendapatkan kehidupan yang lebih baik, kehidupan yang
kamu impikan, meski kadang harus dilewati dengan susah dan tangis.
G, ada beberapa hal yang mau saya beritahu ke kamu. Ini
mungkin tidak terlalu penting, tapi sebelum terlambat dan menyesal, saya ingin
memberitahumu.
Akan ada banyak orang yang selalu merendahkanmu. Sebaik
apapun kamu menunjukkan kalau ‘saya bisa’ ‘saya mampu’ ‘semua akan baik-baik
saja’, tapi mereka tidak akan pernah sepercaya itu, G. Mereka selalu punya
pandangan negatif sekeras apapun kamu berusaha merubah pandangannya. Jangan
berusaha mengubah pandangan mereka, G. Itu bukan hak dan kewajibanmu sebagai
manusia. Tetaplah seperti G yang saya kenal, yang bahagia tanpa menyembunyikan
luka. Semesta selalu punya cara yang ajaib untuk membuat mereka yang
merendahkanmu, menjadi mengagumimu. Tetaplah berbuat baik, tetap semangat pada
mimpi.
Sekeras apapun kamu berusaha pada mimpi, ada hasil yang
tidak pernah mengkhianatimu.
G, ada banyak orang yang mencintaimu. Yang selalu berada
disaat kamu dibawah, dan mengagumimu disaat kamu sedang bahagia. Jangan pernah
takut sendiri, walaupun tidak ada orang disekelilingmu, kamu selalu memiliki
tempat dihati setiap orang yang menyayangimu. Dan kamu, selalu punya Tuhan yang
mendengar segala keluh kesahmu. Yang setia saat orang lain melupakanmu.
Tetaplah mencintai orang sebanyak-banyaknya, tebar senyum dan lelucon garingmu
itu. Selalu percaya bahwa kamu, tidak akan pernah sendirian.
Tidak apa kalau kamu butuh waktu untuk sendiri, tapi jangan
pernah lupakan kami—saya—yang selalu punya waktu untukmu, G. dimanapun dan
kapanpun.
Kamu manusia yang akan selalu membutuhkan orang lain, G.
Jadi jangan pernah sungkan untuk meminta bantuan, minta ditemani, diajak
belanja bareng, diajak masalah drama bareng. Karena definisi merepotkan adalah
seseorang yang tidak ikhlas dalam menerima bantuan. Dan orang-orang yang
menyayangimu, akan selalu punya tangan terbuka untukmu.
Jangan pernah sungkan ya, G. Biar kita bisa mengatasinya
bersama.
G, akan ada banyak sekali pilihan yang selalu menghadang
mimpi kita. Saat kita sudah masuk universitas, akan ada banyak pilihan untuk
berteman dengan jenis manusia seperti apa, jurusan apa yang bagus untuk kita,
dimana passion dan minat kita, jenis kegiatan apa yang kita suka, apa saya bisa
melakukannya, bagaimana kalau kita coba ke step
yang lebih tinggi. Dan sebagainya.
Selalu. Bahkan pada pilihan yang tidak kamu pernah duga dan
inginkan. Dan berguna bukan berarti selalu pada bidang akademis, memang
akademis itu perlu. Tapi passion-mu
akan ditemukan kalau softskill sudah
terasah, bukan hanya otak saja.
Itu hadiah hidup menurut saya, kita tidak pernah tau isi dan
reaksi seperti apa yang akan kita buat.
Tetaplah menjadi orang yang cemas-tapi-penasaran, saran
orang lain mungkin akan membantumu untuk menemukan pilihanmu yang tepat. Tapi
semua pilihan itu ada ditangan kamu, jangan biarkan mereka mengambil alih. Dan
selalu ada waktu yang tepat untuk mengambil kesempatan, saat orang lain
memintamu untuk berburu-buru. Setiap orang punya waktu yang berbeda dalam
mengambil kesempatan, yang kamu lihat sangat bahagia, mungkin dulu pernah
sangat terpuruk. Yang sekarang sangat menyebalkan, mungkin dulu pernah selalu
disalahkan dan sekarang sibuk mencari pembenaran.
Hari itu saya baru saja kembali dari rumah ibu, G. Saya
panik sekali sewaktu kamu mengirimkan caption
itu kepada saya. Ingin rasanya saya menghampirimu, memelukmu dan berkata ‘kita
saudara, ceritakan hal yang kamu selalu resahkan.’ Kamu akan selalu punya cara
untuk mengendalikan luka, itu yang tidak pernah saya punya seumur hidup saya.
Saya selalu kagum bagaimanapun kondisimu, tetap menjadi saudari yang saya
rindukan. Sebentar lagi kita akan satu tanah di Pasundan. Semakin dekat jarak
kita, semakin mengerti bahwa saya selalu ada meskipun tidak sedang bersamamu.
Jaga selalu kesehatan, jangan sering menangis ya, G.
:)x, saf.

No comments: