#BeMoreProductive with old friend
Rabu kemarin (23/5) gue
berhasil ketemuan sama teman lama gue dikampus. Dia dulu sempat kuliah di
Telkom setengah semester 1, cuma sampai akhir UTS (Ujian Tengas Semester) dan
dia memutuskan untuk pindah.
Ceritanya panjang, gue
kenal dia karena kita satu kamar asrama. Dia manusia yang check-in pertama di kamar kita, kesalahan pertama gue adalah
membawa kunci kamar kemanapun padahal harusnya dititipin di front desk. Ternyata kita satu fakultas,
bedanya dia Seni Rupa dan gue Desain Produk. Dia manusia paling gesrek dikamar, se-gesrek itu emang. Ketika dua teman gue yang lain alim-alim banget,
dia doang yang hobi keluyuran malam-malam. Paling malas bersihin kamar—bersihin
kamar seadanya—dan paling rewel. Tiap malam sebelum tidur, dia ada aja
ceritanya. Berasa di dongengin gitu ya kan.
Karena kita satu fakultas,
gue mengerti tugas-tugas dia beberapa walaupun gak paham sepenuhnya. Gue lihat
dia sebagai orang yang gak seambisius itu masuk Seni Rupa, singkat cerita dia
kejebak di jurusan itu. Agak kasihan sebenarnya, harusnya kuliah bisa menggali
potensi. Bukan hanya ambisi ‘yang penting kuliah’. Beberapa hari setelah kita check-in, dia sengaja buka pengumuman
UNJ (Universitas Negeri Jakarta) jalur mandiri—karena dia tes disana sebelum
masuk Telkom. Dan dia keterima. Nangisnya luar biasa—meraung-raung gitu—sampai
diketok-ketokin tetangga karena takut kenapa-napa. Gue dan 2 teman yang lain
kondisinya bimbang, mau ketawa tapi kasihan. Setelah pertarungan UTS berakhir,
dia seniat itu untuk pindah. Untuk melanjutkan pertarungannya tahun depan.
Akhirnya kita pisah, malam
itu jadi malam terakhir dia tidur dikasur atasnya.
Sekarang, dia udah kuliah
masuk semester 3 di UNJ. Alhamdulillah dia keterima di jurusan yang dulu dia
terima. Pendidikan Luar Biasa. Jurusan yang mungkin banyak orang gak paham
maksudnya apa, gak tau lulusnya akan jadi apa.
Biasanya, setiap gue
pulang ke Depok. Pasti ada aja agenda gue ketemu sama dia, ya karena emang
jarang ketemuan sih, bisa setahun sekali. Jadi ya kapan lagi bisa ngobrol
langsung sama dia. Jadinya, Rabu kemarin gue ketemu sama dia di Blenger Burger
Bintaro. Sempat drama dengan kemacetan Bintaro, akhirnya gue sampai ke tujuan.
Gak lama dia juga sampai.
Dia cerita banyak soal
kerjaannya saat ini, selain kuliah, dia juga jadi annoucer di radio kampusnya. Dia juga beberapa kali ada tawaran MC
di kampusnya, lumayan banget kan buat nambah uang saku. Disamping itu, dia
mulai menerima jasa model buat mahasiswa tata rias. Makin tebal deh dompetnya.
Prosesnya untuk jadi announcer gak mudah ternyata. Dia harus
melewati ospek yang cukup berat, belum lagi sama kritikan pedas dari senior,
pandangan miring orang-orang disekitarnya yang gak yakin dia bakal sukses.
Bahkan, orang tuanya gak mendukung minatnya dibidang penyiar. Tapi lambat laun,
nasi bisa jadi bubur yang enak kalau kita masaknya pakai bumbu yang tepat.
Teman gue berhasil membuktikan kalau dia yang dulu kacau, udah punya titik
balik. Dia udah temui titik balik dimana akhirnya dia bisa bilang ke dirinya
sendiri, ‘udahan lah main-mainnya’. Dia
membuktikan itu, dan dia bisa seberhasil sekarang.
“gimana Nad, gue sekarang
beda banget ya pas dulu di Bandung?”
Udah bukan beda lagi, beda
banget! Teman gue satu ini jauh berbeda 180 derajat dari yang gue temui 2 tahun
lalu. Dia yang dulu semerawut, hidupnya serba bodoamat, gak punya passion, gak ada semangat untuk bisa
sedikit lebih baik di Bandung. Punya semangat lagi begitu dia menemukan jati
dirinya—public speaking—begitu bisa
memberikan dampak positif buat orang sekitar. Alhamdulillah dia sekarang
berhijab, tapi hijabnya gak menghalanginya untuk terus produktif.
Produktif dan sibuk itu
beda ternyata. Produktif adalah berhasil membagi waktu—yang menurut kalian
tepat—dengan porsinya sendiri. Produktif dalam mempelajari bahasa asing,
berarti kalian bisa memberikan waktu dan effort
lebih banyak untuk mempelajari bahasa asing, tapi jangan lupa untuk
melaksanakan kewajiban dan hak yang sudah ada. Itu contoh sederhananya.
Teman gue yang mulai
produktif ini mengingatkan gue sama beberapa teman yang kerjaannya sebatas
kuliah-pulang-kuliah-pulang—kita mengenalnya sebagai KUPU-KUPU—walaupun gak
bisa diremehkan juga ya, mungkin beberapa diantaranya punya kerjaan atau project yang mengharuskannya untuk
pulang lebih sering. Tapi untuk yang enggak? Kan sayang juga ya, katanya
mahasiswa, apa bedanya sama siswa?
Kegiatan mahasiswa yang
paling sering sih emang kerjain proker (program kerja) dari suatu
organisasi/himpunan ya. Kalo yang ini nama tipenya yaitu KURA-KURA,
kuliah-rapat-kuliah-rapat. Gak beda jauh sama teman gue yang tadi, sama-sama
belajar menjadi mahasiswa produktif.
Yang namanya rapat, atau
menjalankan proker, gak bisa cuma ditempat itu-itu aja. Selain kalian bosen,
pasti deh makin lama makin sedikit manusianya yang datang. Toh cuma itu-itu aja
kan suasananya? Apalagi buat kalian yang udah kerja, suntuk banget kan kalo
harus terus-terusan rapat dikantor? Biar kalian semakin semangat buat rapat dan
kerjain prokernya, coba booking
tempat di XWORK.
XWORK itu apaan sih?
Buat yang baru tau, XWORK adalah startup
penyewaan ruang meeting, ruang kantor, co-working space, event space, dan
virtual office yang ada di Indonesia. Saat ini XWORK sudah mencangkup
seluruh kota besar di Indonesia dan sudah memiliki 1.200++ ruang yang tersedia
di XWORK.
Kenapa harus booking di XWORK?
XWORK
ini punya banyak banget keuntungan. Pertama, XWORK akan menjadi pihak
ketiga kamu untuk mencari business spaces
yang kamu butuhkan. Kedua, XWORK juga dapat mengorganisir event kamu mulai dari meeting
mingguan, meeting bulanan atau
mungkin ada special occasion lain
yang membutuhkan ruang meeting dari
XWORK. Ketiga, paling penting sejagat raya, XWORK juga menyediakan coffee break, jadi gak perlu susah-susah
lagi cari makan dan kopi diselang waktu istirahat meeting.
Dibulan Ramadhan
sekarang ini, XWORK menyediakan PAKET RAMADHAN. Spesial buat kamu yang booking ruang meeting atau mau buka bersama di XWORK. Gampang banget ya,
ternyata.
Jadi, produktif itu gak
susah kan?
No comments: