Jakarta, akhirnya.

December 11, 2017
/Puisi bukan sekedar patah hati
Ia bisa saja menyuarakan apa yang dibilang sepi
Yang ternyata seringkali tidak orang sadari
Tentang bagaimana menyikapi rindu—atau apalah yang kau sebut itu
Bukan tentang dua insan—ini tentang satu yaitu kamu

Puisi bukan sekedar cinta melulu
Kadang diisi oleh tangis yang menderu
Kali ini bernama rindu
Bukan hanya rindu akan orang yang kau sebut pilu
Tapi tentang kenyamanan yang pergi terlebih dahulu

Puisi bukan hanya tentang hati
Bicara luas, lebih jauh menyikapi diri
Tentang pikiran yang tidak bisa tumpah
Atau tentang kondisi Jakarta yang semakin marah
Yang membuat kepala pusingnya semakin parah

Jakarta—
Yang orang bilang tentang macet saja
Lebih dari itu, dia punya cerita
Kali ini bukan rindu namanya
Seperti ingin kembali tapi tanpa tahu cara

Jakarta memang dekat
Seperti perangko dan kertas yang melekat
Atau bagaimana angin minggu lalu turun dengan hujan melebat
Ini tentang Jakarta yang dulu selalu ingin terikat
Aroma khasnya yang semakin menyengat

Aku membicarakan kita
Yang akhirnya waktu mengizinkan untuk baik-baik saja
Aku percaya nanti kita akan berjumpa
Disatu waktu tanpa ada kata rindu didalamnya

Akhirnya.\

;bukan penduduk ber-KTP Jakarta, tapi nyatanya banyak waktu yang dihabiskan di kota itu.

No comments:

Powered by Blogger.