Pertengahan Abad

August 23, 2022


Pertengahan abad, memang seharusnya beliau leha-leha menikmati hidup. Kadang mendengar ciutan koleksi burung peliharaan, atau menyapa tetangga pagi-pagi sambil menyiram rangkaian tanaman indah di pekarangan rumah. Idealnya bisa jalan-jalan ke taman kota di sore hari, menikmati seruputan teh hangat dicampur Tolak Angin karena malam hari suka masuk angin. Hari libur dihabiskan dengan berwisata ke rumah sanak keluarga, bisa juga ikut kumpul dengan teman sebaya yang satu kota.


Tapi, pertengahan abad bapak berbeda.


Ia harus berjibaku dengan rangkaian kemacetan tiap pagi menuju Sudirman, rentetan klakson menjadi nada deringnya. Mengakar dengan teriknya matahari dan sapuan asap di perempatan Pancoran. Berkilo meter jauhnya ia tempuh, lengkap sudah dengan pegal linu di pinggul. Sebelum memulai hari, tak lupa ia kumpulkan nyawanya dengan seduhan kopi sachet dan tumis-menumis segala macam sayuran dengan rasa yang tak karuan. 


Ia tuai keringat demi keringat di setiap proyeknya, rapi ia susun keluh kesahnya dalam barisan obrolan di Whatsapp. Penat ku lihat di pelupuk matanya meski senyum melebar saat menonton video yang lewat di linimasa Facebook, tak tahu harus cerita ke siapa lagi. 


Siapa yang bisa menerima di pertengahan abad hidupnya, ia harus kehilangan belahan jiwa untuk kali kedua?

No comments:

Powered by Blogger.