pertanyaan saat mengerjakan SDP
Gue melihat banyak banget temen-temen gue yang jago di sketsa digital, entah karena lebih presisi dan simple (juga classy) atau hal lain seperti mencari kesempurnaan itu sendiri?
Dosen gue pernah bilang kalo pas di dunia kerja, kalian harus punya skill yang ditonjolkan. Kalo ngerasa gak bisa sketsa digital, bisa perbagus sketsa manualnya. Pun sebaliknya begitu.
Tapi makin kesini, kayaknya yang mau pede buat nunjukkin sketsa manual gak banyak. Entah karena gue yang kurang mencari, atau referensi gue kebanyakan sketsa digital yang gue manualin (?). Gue merasa sketsa manual lebih menantang dan manusiawi untuk dimengerti sesama manusia ketimbang digital. Apalagi di jaman yang serba teknologi kayak sekarang, gadget makin mendukung aktifitas itu. Cuma gue tetap dengan sketchbook dan 1 bundel perkakas alat tulis, ilang dikit bisa panik sendiri gue.
Masuk ke dunia Kerja Profesi, senior gue menyarankan untuk perbanyak sketsa digital daripada manual karena itu yang lebih banyak dilihat perusahaan. Kalo bagian ini gue paham, lebih ke SOP kerja sih maksudnya kayak gitu. Temen-temen gue juga melakukan hal yang sama, semua project-nya dibuat sketsa digital. No raw-sketches. Cuma bukan Nadhira kalo gak batu, gue tetep kekeuh masukin sketsa manual ke portofolio gue. walaupun gue sampe sekarang ketar-ketir karena gak ada balasan satupun dari perusahaan yang gue apply.
Ga kepengen beda sendiri, tapi lebih authentic aja gak sih kalo bisa beda dari yang lain?
Rejeki ada yang atur.
No comments: